DEKADE – Bali Open Tournament International yang berlangsung Oktober lalu, menjadi ajang pembuktin bagi cabang olahraga (cabor) taekwondo Benua Etam. Di event internasional tersebut, sejumlah kelas dipertandingkan. Mulai dari kadet hingga senior.
Pelatih Taekwondo Kaltim Alfred Blegur mengatakan, Bali Open Tournament International bertujuan untuk menambah jam terbang tanding para atlet, sebagai bentuk regenerasi. “Tujuannya menambah jam terbang tanding atlet, di kesempatan itu kaltim kategori ke 2 untuk prestasi setelah Udayana, Bali,” jelasnya.
Dari 18 atlet yang dibawa, prestasi seniornya berhasil mengantongi 10 medali. “Peringkat ke 2 ada 4 emas, 1 perak dan 5 perunggu ini cuma kelas senior yang prestasi,” terangnya.
Setelah melihat perkembangan para taekwondowan Benua Etam tersebut, Alfred Blegur menjelaskan masih banyak yang harus dievaluasi untuk bisa tampil lebih baik lagi. Menurutnya sebagai tuan rumah, Bali menurunkan atletnya dibeberapa kelas sebagai ajang untuk pemanasan sebelum bertanding di Pra PON yang akan datang.
“Kalau saya lihat kemarin atlet Kaltim mendominasi untuk kelas prestasi di event Bali Internasional ini memang ada beberapa dari tuan rumah yang menurunkan beberapa kelas saja untuk menuju BK PON tapi tidak semua kelas,” paparnya.
Selain mengantongi 10 medali, salah satu atlet senior prestasi SKOI Kaltim juga menyabet gelar sebagai pemain terbaik di kelas Kyorugi Putri, atas nama Diva Kirana Salsabila. “Selain beberapa daerah se-Indonesia, adapun juga dari negara Thailand, Malaysia, India dan Timor Leste yang ikut ambil bagian pada kejuaraan internasional kali ini,” tandas Alfred Blegur. (adv)