Gala

Dibalik Revitalisasi Citra Niaga: Ada Motif Sarung Samarinda di Pedestrian (3-Habis)

Mengubah pedestrian menjadi aspek paling mencolok di proyek revitalisasi Citra Niaga.

FAKTA menariknya, pedestrian yang membentang di Jalan Niaga Utara itu bukan sekadar tempat melintas. Jika diperhatikan, ada pelbagai motif khas yang dibentuk sedemikian rupa di sana. Mulai dari motif sarung Kota Samarinda, sampai motif milik suku Dayak dan motif Ulap Doyo milik suku Kutai.

Khusus untuk motif sarung Samarinda, motif yang bisa ditemukan di pedestrian Citra Niaga seperti Lebba Suasa, Coka Manippi, Garanso, Qurica, Kamummu (Hatta). Nama motif terakhir tentu yang paling punya nilai historikal tinggi. Sebab, nama Hatta yang terselip di nama motif itu tak lepas dari faktor sejarah.

Dimana, Mohammad Hatta yang menjabat sebagai wakil presiden Indonesia, saat itu pernah berkunjung ke Kota Samarinda. Oleh Koperasi Rukun Wanita Indonesia (RUWI) Cabang Kota Samarinda, Mohammad Hatta menerima cinderamata sarung Samarinda bercorak Kamummu. Maka sejak saat itulah corak Kamummu disebut juga corak Hatta.

(FOTO/REPRO: Video from Ar. Vergian Septiady, IAI.)

Arsitek revitalisasi Citra Niaga, Ar. Vergian Septiady, IAI, menjelaskan, dipilihnya sarung Samarinda sebagai salah satu motif pedestrian karena sarung Samarinda merupakan salah satu komoditas yang cukup populer di Indonesia.

“Kami menggali lebih dalam, sarung Samarinda itu motifnya ada beberapa macam yang ingin kami tonjolkan. Banyak motif-motif yang berlum terekspose yang ingin kami tampilkan di Citra Niaga,” ujarnya.

“Ada beberapa motif lain yang cukup awam bagi kami yang tinggal di Samarinda. Sehingga di sinilah kami mencoba mengangkat lokalitas motif sarung Samarinda itu di Citra Niaga,” timpal Ar. Vergian Septiady, IAI.

(FOTO/REPRO: Video from Ar. Vergian Septiady, IAI.)

Disamping itu, aspek preservasi yang begitu kuat di revitalisasi ini sempat menjadi pertanyaan sejumlah pihak. Namun, kawasan Citra Niaga akan tetap pada karakter lamanya meskipun lingkungan di sekitarnya berubah menjadi modern. Hal ini dilakukan agar Citra Niaga tetap memiliki karakter.

Bahkan, perubahan yang terjadi di Pasar Pagi –misalnya– diakui akan memberikan ampak positif bagi Citra Niaga. “Justru semakin banyak terlihat perbedaannya,Citra Niaga semakin muncul. Jadi secara mindset, ini tidak perlu didesain, cukup dikembalikan saja,” jelasnya. (fai)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button