DEKADE – Pembangunan bendung gerak di Sungai Talake di perbatasan Babulu (PPU) dan Long Kali (Paser), diminta untuk segera direalisasikan. Pasalnya, hal itu untuk mendukung kedaulatan pangan di kedua kabupaten tersebut.
“Bendung gerak Sungai Talake berpengaruh besar pada peningkatan hasil panen petani di Babulu, sebab selama ini pengairan sawah petani menggunakan sistem tadah hujan,” ujar Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Bagus Susetyo.
Dia mengungkapkan, bendung gerak Sungai Talake merupakan salah satu proyek strategis nasional yang telah direncanakan sejak lama. Sayangnya hingga kini belum terealisasi. Padahal, bendung gerak Sungai Talake dapat meningkatkan luas lahan sawah di Babulu dan sekitarnya. “Kami mengusulkan agar bendung gerak Sungai Talake bisa dibangun oleh Pemprov Kaltim dengan anggaran Rp 2 triliun,” ucapnya.
Dengan begitu, jelas Bagus Susetyo, bendungan seluas 74,307 hektare yang mencakup PPU dan Paser bisa diperluas. Hasilnya nanti jelas akan mampu mencetak sawah-sawah petani baru di Kabupaten PPU dan Paser, hingga 4.000 hektare. “Bendung gerak Sungai Talake merupakan upaya strategis agar Kaltim bisa meningkatkan produksi gabah,” ungkapnya.
Bagus Susetyo menerangkan, pembangunan bendung gerak Sungai Talake juga dapat memberikan manfaat lain. Diantaranya mengatasi banjir, mengendalikan sedimentasi, dan meningkatkan kualitas air sungai. Selain itu, bendung gerak Sungai Talake juga dapat dimanfaatkan untuk PLTA dengan kapasitas 1,5 megawatt.
“Kami berharap pemerintah pusat dapat mendukung pembangunan bendung gerak Sungai Talake, karena ini merupakan kepentingan untuk masyarakat Kaltim, khususnya petani di Kecamatan Babulu dan sekitarnya,” ulasnya. “Kami tidak ingin bendung gerak Sungai Talake hanya menjadi wacana tanpa realisasi,” tandas Bagus Susetyo. (adv)