Melihat Arsip Memori Kolektif Bangsa: Tugu Pahlawan di Banyak Era (4-Habis)
Tujuh arsip di Indoesia ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB). Kisahnya dipaparkan saat Hari Kearsipan Nasional (HKN) ke 53 yang berlangsung di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Arsip-arsip yang memiliki signifikansi itu berhasil teregistrasi sebagai MKB tahun ini. Penghargaan diserahkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto, kepada para pengusul.
ARSIP ketujuh atau yang terakhir ditetapkan bagai MKB adalah arsip pembangunan Tugu Pahlawan di Kota Surabaya (1951-1997). Arsip Tugu Pahlawan merupakan himpunan dokumen tentang lini masa pembangunan Monumen Tugu Pahlawan Surabaya sebagai tetenger lokasi spesifik bernilai penting yang menghubungkan banyak era.
Diantaranya era kolonial Hindia-Belanda, pendudukan Jepang, Revolusi Kemerdekaan –momen titik balik perjuangan bangsa Indonesia– hingga era kekinian di mana nilai kepahlawanan dan kejuangan diwariskan secara berkelanjutan.
Arsip Tugu Pahlawan merekam proses perencanaan, pembangunan, hingga peresmian Tugu Pahlawan yang terdokumentasi rapi dalam bentuk arsip tertulis, citra fotografis, desain bangunan, serta berita di surat kabar dan dalam kondisi terpelihara baik.
Bagi ANRI, arsip Tugu Pahlawan dapat dikategorikan dalam sejumlah bagian. Pertama, arsip pra-pembangunan yang merekam korespondensi pejabat Kota Surabaya dan panitia
pembangunan dengan pejabat pemerintah pusat serta arsip kendala pengumpulan dana pembangunan.
Kedua, arsip proses pembangunan. Meliputi desain, peletakan batu pertama, serta proses pembangunan keseluruhan. Ketiga, pasca-pembangunan. Meliputi arsip momen peresmian oleh Presiden Indonesia Sukarno. Keempat, arsip proses pengembangan kompleks Tugu Pahlawan hingga kini.
Arsip seputar pertempuran 10 November 1945 juga dihadirkan sebagai konteks sekaligus memperkuat nilai signifikansi sejarah. “Tertulis dalam Bahasa Indonesia ejaan Van Ophuijsen, Republik, hingga Ejaan Yang Disempurnakan, arsip Tugu Nasional layak ditetapkan sebagai MKB karena memiliki signifikansi sejarah.Yyakni arketipe nilai
patriotisme dan nasionalisme yang diwariskan lintas generasi, serta signifikansi sosial yakni sebagai sumber penting untuk pendidikan dan penelitian sejarah,” kata Imam Gunarto, Plt Kepala ANRI.
Arsip Tugu Nasional yang tersimpan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya sendiri terdiri atas arsip bagian umum, arsip Prof. Johan Silas, dan arsip Mamuk Ismuntoro yang tersimpan di Depo Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya dengan rincian arsip tekstual sebanyak 74 item, arsip foto sebanyak 3 item, dan arsip kearsitekturan sebanyak 10 item. (fai)