Hindari Ketergantungan, Disperindagkop UKM Kaltim Bangun Pusat Distribusi
Pelbagai kebutuhan barang pokok di Kalimantan Timur (Kaltim) masih sangat tergantung dengan suplai dari luar. Persentasenya sendiri cukup besar. Yakni sekira 80 hingga 90 persen. Celakanya, jumlah barang-barang pokok yang masuk ke Kaltim tersebut, diatur sepenuhnya oleh para distributor atau pelaku usaha swasta.
UNTUK mengubah itu, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kalimantan Timur (Kaltim), akan membentuk pusat distribusi. Tujuannya, untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. Pun, untuk mengantisipasi kenaikan inflasi akibat gangguan pasokan barang pokok.
“Makanya pemerintah kesulitan ketika mencoba melakukan stabilitasi harga, karena mereka (distributor, Red.) pure business dimana semua diserahkan kepada mekanisme pasar,” kata Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim, Heni Purwaningsih, belum lama ini.
Menurutnya, pusat distribusi ini merupakan wujud kehadiran pemerintah. Tak sekadar mengatur jumlah barang pokok yang masuk, tetapi juga menstabilkan stok hingga harga semua barang pokok. “Pusat distribusi mengelola barang pokok yang masuk. Misalnya beras. Pemerintah jadi tahu di kabupaten/kota mana harus masuk untuk menstabilkan harga beras ketika pasokan minim,” ujarnya.
Heni Purwaningsih menyatakan, pusat distribusi melibatkan pelbagai pihak lintas sektor di pelbagai tempat. Makanya, ada pengelola yang akan ditunjuk oleh Disperindagkop dan UKM Kaltim untuk mengkonsolidasikan ini ke pelbagai stakeholder.
“Pusat distribusi berperan untuk menstabilkan harga dan stok. Kami berharap lewat pusat distribusi ini, hasil dari petani lokal juga mendapatkan jalur distribusinya kemana akan di pasarkan,” ungkapnya. “Intinya, kami akan mengurangi ketergantungan dari pasokan luar,” timpal Heni Purwaningsih. (fai)