Cerita Tiga Penulis Kaltim Sumbang Buku Sejarah Kerajaan Martapura ke BKD Kaltim (2-Habis)
DEKADE – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) menerima buku berharga; “Numerasi Batu Bertulis Yupa Kerajaan Martapura di Kutai-Kalimantan Timur”.
Saat menyerahkan buku ini ke DPK Kaltim, Kurniawan dan Yulian Widya Saputra smepat mengungkapkan fakta adanya istilah bilangan era kerajaan Kutai yang tertulis di yupa prasasti yang mereka teliti.
Mereka mencontohkan sejumlah numeralia atau hal yang berkaitan dengan bilangan dan angka yang digunakan selama masa Kerajaan Kutai era Hindu–Budha sekitar abad ke 5 Masehi. Di sana, terukir jelas dibagian atas yupa beruba batuan berbentuk tiang yang menjulang tinggi.
“Misalnya teks Sansakerta ‘Aika’ yang dalam teks Bahasa Indonesia berarti ‘Satu’. Lalu ‘Dasa’ yang berarti ‘Sepuluh’. Bila dilakukan penggabungan seperti ‘Aikadasa’ diartikan sebagai sebelas,” ucap Kurniawan.
Selanjutnya kosakata “Aika”, “Dwi”, “Tri” dan seterusnya tersebut memiliki arti suatu urutan atau penomoran anak dalam sebuah keluarga. Selain itu juga bermakna sebagai tanggal lahir seseorang. “Dahulu ‘Aika’ menandakan satu, pada zaman sekarang ada perubahan kata fonem menjadi ‘Eka’ menandakan anak pertama atau satu,” terang Kurniawan.
Sementara itu, sepanjang proses pencarian alih aksara kuno, mereka mengaku cukup banyak hambatan. Salah satu kesulitan itu ialah menemukan pakar sejarah. Bukan sembarang pakar, melainkan seseorang yang memiliki wawasan mendalam terhadap aksara Pallawa.
Kurniawan mengaku, mereka memerlukan waktu hampir satu tahun menyelesaikan proses wawancara dengan ahli aksara kuno yang ada di Museum Nasional, Kota Jakarta. Menurutnya, penerjemah huruf Pallawa di Indonesia sangat langka sehingga sulit menemukan pakar yang menguasai Bahasa Sansakerta.
“Wawancara ini waktunya harus menyesuaikan jadwal pertemuan dengan beliau (ahli sejarah, Red.) karena daftar tunggunya cukup panjang. Beliau sangat padat jadwalnya sebab keilmuan ini langka dan diperlukan orang dimana-mana. Ada juga yang dari Kaltim termasuk kami bertiga,” akunya. (adv)