DEKADE,SANGATTA – Setiap tahunnya angka gangguan mental emosional dan depresi terus meningkat. Persoalan ini membutuhkan perhatian serius untuk mencegah dan menangani sedini mungkin.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) menganggap persoalan tersebut persoalan yang kompleks dengan membentuk Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
Untuk mencegah dan menangani persoalan ini, dibutuhkan kerjasama lintas sektor seperti masyarakat, swasta, LSM, organisasi profesi, dan pemerintah secara terpadu. Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, memaparkan setelah terbentuknya TPKJM, ia berharap tim dapat segera berkoordinasi pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim. Sebab, saat ini mental anak-anak didik mulai kurang baik dikarenakan pergaulan yang keliru.
“Bisa jadi seseorang yang sudah ketagihan ngelem atau obat batuk. Melakukan segala cara untuk memuaskan diri, hal itu karena sudah merasuk ke dalam jiwa. Pasti lebih parah jadinya,” ujarnya di Hote Royal Victoria Sangatta.
Ia berharap pekerjaan ini dikerjakan dengan baik seperti tim stunting dan TBC. Bukan hanya pendataan dan pelaporan tetapi bisa memberikan sesuatu terkait kesehatan jiwa.
“Karena ini bukan penyakit masyarakat, tetapi perlu menjadi perhatian juga,” pintanya, beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kutim dr Bahrani Hasanal, mengatakan TPKJM bakal segera terbentuk seperti daerah lainnya di Kaltim. Agar dapat memudahkan penanganan persoalan pasien kejiwaan di Kutim.
Menurutnya, masalah kejiwaan adalah masalah yang kompleks. Dengan itu, butuh sinergi bersama dari berbagai pihak.
“Tak mungkin dikerjain oleh satu perangkat daerah saja, tetapi harus saling bergandengan agar semua bisa bergerak menangani masalah kejiwaan seseorang,” jelas dr Bahrani. (mil/adv)