Gala
-

Melihat Arsip Memori Kolektif Bangsa: Temulawak dan Kota Lama Semarang (3)
ARSIP kelima yang ditetapkan ebagai KB adalah Temulawak. Disebut sebagai Javanese turmeric, Temulawak sejak dulu dikenal oleh banyak etnis Indonesia. Data Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) menunjukkan, dari 405 etnis yang menjadi sampel, 389 etnis menggunakan Temulawak dalam ramuannya. Lalu, sebanyak 69 spesiemen arsip herbarium Temulawak berhasil terdokumentasi. Temulawak dikenal sejak medio 1001 di Bali sebagai sesaji dan kesehatan.…
Read More » -

Melihat Arsip Memori Kolektif Bangsa: Perintis Penerbangan Swasta dan Kolonisatie (2)
ARSIP ketiga yang ditetapkan sebagai MKB adalah arsip dr. A.K. Gani “Pioneer Aviation Corp. N.V.”. Dia merupakan perintis penerbangan swasta di Indonesia medio 1951 hingga 1957. Kala itu, gejolak politik di dalam negeri belum pasti pasca kedaulatan Indonesia diakui Belanda. Bahkan system kelembagaan dan aspek-aspek yudisial belum sepenuhnya diterapkan. Indonesia masih harus menjalani transisi bidang politik dan huku. Tidak saja…
Read More » -

Sehat di Kota Pusat Peradaban
OLEH: dr. H. Uji Hardana Ketua Kesehatan Indonesia Raya (KESIRA) Kaltim BUNYI Undang–Undang Nomor 17 tahun 2023 atau yang disebut dengan Undang–Undang Kesehatan: Pasal 1 ayat 1: “Kesehatan adalah Keadaan sehat seseorang, baik secara fisik, jiwa, maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif.” Pasal 1 ayat 2: “Upaya Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/ atau…
Read More » -

Melihat Arsip Memori Kolektif Bangsa: Jaringan Perdagangan Batik Lasem dan Tragedi Bom Bali I (1)
ARSIP pertama yang ditetapkan sebagai MKB adalah Museum Nyah Lasem. Wujudnya adalah surat jaringan dagang batik Lasem dan peran perempuan dalam perjuangan kemerdekaan awal abad 20 (1903–1950). Jumlahnya sebanyak 195 lembar arsip tekstual dalam 3 bahasa; Melayu/Tionghoa, Belanda, dan Mandar. Bagi ANRI, arsip ini berisi informasi jaringan dagang batik Lasem. Dulu bahkan dikenal dengan julukan Tiongkok Kecil. Lasem menjadi salah…
Read More » -

Dibalik Revitalisasi Citra Niaga: Ada Motif Sarung Samarinda di Pedestrian (3-Habis)
FAKTA menariknya, pedestrian yang membentang di Jalan Niaga Utara itu bukan sekadar tempat melintas. Jika diperhatikan, ada pelbagai motif khas yang dibentuk sedemikian rupa di sana. Mulai dari motif sarung Kota Samarinda, sampai motif milik suku Dayak dan motif Ulap Doyo milik suku Kutai. Khusus untuk motif sarung Samarinda, motif yang bisa ditemukan di pedestrian Citra Niaga seperti Lebba Suasa,…
Read More » -

Dibalik Revitalisasi Citra Niaga: Preservasi, Rekonstruksi, Revitalisasi (2)
SEMPAT ramai pada medio 2020 kala menjamurnya coffee shop, namun –sekali lagi– kawasan ini luluhlantak ketika pandemi Corona Virus Disease (COVID) 19 menyerang. Untuk mengembalikan era kejayaan di masa lalu, para arsitek lokal berlomba mengubah wajah Citra Niaga. Satu diantaranya adalah Ar. Vergian Septiady, IAI, yang berperan mendesain ulang wajah pusat perdagangan dan hiburan ini. Baginya, ada tiga hal yang…
Read More » -

Dibalik Revitalisasi Citra Niaga: Redesign Masterplan (1)
KAWASAN ini dulu bernama Taman Hiburan Gelora. Publik Kota Samarinda mengenalnya dengan nama singkatan; THG. Itu terjadi pada medio 1958 hingga 1968. Di tempat inilah pusat perdagangan menyatu dengan pusat hiburan. Berdirinya THG sendiri merupakan bagian dari upaya revitalisasi pasca kebakaran hebat yang terjadi pada 4 April 1958. Fase selanjutnya tentu saja proyek Citra Niaga tahap dua yang rampung pada…
Read More »






