Gala

Melihat Arsip Memori Kolektif Bangsa: Perintis Penerbangan Swasta dan Kolonisatie (2)

Tujuh arsip di Indoesia ditetapkan sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB). Kisahnya dipaparkan saat Hari Kearsipan Nasional (HKN) ke 53 yang berlangsung di Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Arsip-arsip yang memiliki signifikansi itu berhasil teregistrasi sebagai MKB tahun ini. Penghargaan diserahkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Imam Gunarto, kepada para pengusul.

ARSIP ketiga yang ditetapkan sebagai MKB adalah arsip dr. A.K. Gani “Pioneer Aviation Corp. N.V.”. Dia merupakan perintis penerbangan swasta di Indonesia medio 1951 hingga 1957. Kala itu, gejolak politik di dalam negeri belum pasti pasca kedaulatan Indonesia diakui Belanda. Bahkan system kelembagaan dan aspek-aspek yudisial belum sepenuhnya diterapkan.

Indonesia masih harus menjalani transisi bidang politik dan huku. Tidak saja untuk kepentingan nasional, bahkan terhadap hukum internasional yang berlaku saat itu. Kondisi ini ternyata tidak menyurutkan langkah “Pioneer Aviation Corp. N.V.” untuk mendapatkan peluang dan kesempatan dalam dunia bisnis penerbangan di Indonesia.

Liku-liku dalam investasi dan negosiasi atas perundangan dan jaminan dunia usaha cukup berat dilakukan pada saat itu. Dr. A.K. Gani dan beberapa koleganya yang visioner, mulai berinvestasi di bidang transportasi Udara atau penerbangan. Namun, mereka ternyata mempunyai pandangan lain. Iklim investasi, kepercayaan dunia internasional, dan pengakuan kepada Indonesia pada masa itu, dapat ditingkatkan melalui jalur penerbangan komersil. Sebab saat itu, jalur penerbangan komersil masih menjadi bisnis teknologi transportasi ekslusif dan terbatas.

Meskipun belum dianggap berhasil mendapatkan pengakuan dan legalitas secara terbuka, “Pioneer Aviation Corp. N.V.” setidaknya telah menjadi perintis penerbangan komersil swasta di Indonesia hingga saat ini. Khazanah arsip dr. A.K. Gani “Pioneer Aviation Corp. N.V.”

Perintis Penerbangan Swasta di Indonesia (1951-1957) ini tersimpan di Museum dr. A.K.Gani Palembang dalam bentuk tekstual dan foto yang telah didigitalisasi. “Arsip tersebut menggambarkan perubahan bisnis transportasi udara di Indonesia,” kata Imam Gunarto, Plt Kepala ANRI.

Berikutnya, arsip keempat yang ditetapkan ebagai MKB adalah arsip transmigrasi di Jawa Tengah (Jateng) pada 1947–1999. Transmigrasi merupakan salah satu bentuk perpindahan penduduk yang khas di Indonesia. Selama satu abad pelaksanaannya (1905-2005 -dimulai sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda dengan istilah “Kolonisatie” hingga zaman reformasi– secara demografis transmigrasi belum bisa dikatakan berhasil. Adapun tujuan demografis tersebut yaitu untuk pemerataan jumlah penduduk di suatu wilayah dan meningkatkan kesejahteraan penduduk yang dipindahkan.

Faktor pertambahan penduduk di Jateng telah mengakibatkan perlunya program transmigrasi. Pelaksanaan transmigrasi meliputi pola rekruitmen, sistem sosialisasi, pemberangkatan, dan dampak yang terjadi atas pelaksanaan transmigrasi. Perubahan yang cukup mendasar dalam kebijakan kependudukan terjadi pada awal Orde Baru. Terutama melalui pentahapan sejak dalam Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I sampai dengan Pelita selanjutnya.

Pemerintah telah berhasil mengeluarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1972 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Transmigrasi yang menjadi dasar pelaksanaan transmigrasi di Indonesia. “Arsip Transmigrasi di Jateng yang tersimpan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jateng terdiri atas 13 daftar arsip mencakup tekstual dan foto sejumlah 5.173 berkas dan 1.783 foto positif,” ucap Imam Gunarto. (fai)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button