DEKADE, SANGATTA – Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyambut kedatangan Sultan KutaiKartanegara Ing MartadipuraAji Muhammad Arifin dan Ratu berserta rombongan di acara malam ramah tamah Majelis Pemangku Adat dan Budaya (MPAB) Kutim di Pendopo Rumah Jabatan, beberapa waktu lalu.
Mengawali sambutannya, Bupati Kutim menyampaikan ucapan selamat datang kepada Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Muhammad Arifin dan Ratu Ing Martadipura. Dia merasa bersyukur dan bangga bisa bersilaturrahmi dengan Sultan dan Ratu Ing Martadipura dari Keraton Kutai Tenggarong.
Acara yang berlangsung hangat tersebut turut dihadiri Ketua Harian Lembaga Adat Kutai Kaltim Prof Syahrun mewakili Ketua Umum Syahbani dan Ketua Umum LAK Kutim Rusdi Noor beserta seluruh pengurus. “Lembaga atau organisasi yang terkait dengan kedaerahan di Kaltim dan Kutim banyak sekali. Jadi khusus untuk Kutai baru saja saya melantik IPB atauIkatan Pemuda Borneo dan beberapa bulan lalu Sempekat Keroan Kutai juga dilantik. Serta banyak lagi organisasi Kutai di Kutai Timur ini,” katanya.
Berikutnya akan segera dikukuhkan Majelis Pemangku Adat dan Budaya Kutai. Setelah itu Majelis Pemangku dan Adat Kutai Kabupaten Kuti makan memilih pemangku. “Jadi kami ndik (tidak bahas aKutai, Red.) menyebut ketu aadat, karena sesuai dengan undang-undang Kutai Pemangku, bukan ketua dan kepala, ini yang kita tunggu,” kata Ardiansyah.
Kesempatan bersua dengan Sultan lantas digunakan Bupati untuk menyampaikan program dukungan terhadap pembangunan adat dan budaya di daerahini. Salah satunya program pembangunahgedungadatKutai. Saat inisudahhampri 95 persendan hampirselesai, tinggal menyiapkan perangkatnya termasuk juga halamannya.
“Jadi Insya Allah gedung adat itu nanti akan menjadi tempat pelantikan Pemangku Adat dan BudayaKutaiKabupatenKutai Timur. Karena mengacu kepada struktur di Kutai, Sultan merupakan pemangku adat tertinggi dan dibawahnya harus mengacu kesana,” tegasnya.
Sesuaidenganhasilkonsultasi dan koordinasi kesultanan Kutai, maka nantinya Majelis Pemangku Ada dan BudayaKutim ini menjadi bagian tak terpisahkan dengan Kesultanan. Nantinya, sambung Ardiansyah,bisa jadi akan dibentuk Lembaga Pemangku Adat dan Budayatingkat Kota dan Kabupaten. Hal tersebut didasari oleh sejarah bahwa wilayah kekuasaan Kesultanan Kutai dulu itu luas sekali.
“Tetapi adat Kutai harus ada dimana-mana sesuai dengan kekuasaan kesultanan Kutai yang pernah ada di Kalimantan Timur,” harap Bupati diakhir sambutannya seraya mempersilahkan yang ingin benyanyi dan betingkilan.
Diakhir acara Bupati berkesempatan menyanyikan sebuah lagu Kutai berjudul Sungai Sangatta, diiringin kelompok tingkilan Kutai. (adv/re)