
DEKADE, SAMARINDA – Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), mengukir prestasi tak biasa di tingkat nasional. Melalui Menteri Pariwisata Arief Yahya, mereka pernah mendapat reward Peringkat II Pendampingan Desa Wisata Pela pada Kegiatan Apresiasi Pendapimpingan Desa Wisata oleh Perguruan Tinggi di 2019 lalu.
Menurut M. Fauzan Noor, Koordinator Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4) Usaha Perjalan Wisata (UPW), Jurusan Pariwisata Polnes, prestasi itu membuat mereka dipercaya banyak pihak. Terutama untuk menangani sejumlah program pariwisata. Salah satu diantaranya pada 2022.
Ketika itu, Jurusan Pariwisata Polnes mendapatkan pendanaan sebesar Rp 196 juta. Sumbernya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA). Skemanya adalah Penerapan Ilmu Pengetahun dan Teknologi (IPTEK) Pengembangan Kewilayahan atau PIPK.

“Kami lakukan di Desa Wisata Sumber Sari (Kabupaten Kutai Kartanegara/Kukar, Red.) dengan 2 mitra yakni Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata, Red.) Dewi Arum dan Kelompok Dasa Wisma PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Red.),” ujarnya.
Bagi M. Fauzan Noor, upaya mereka untuk meningkatkan dunia pariwisata Kaltim tak hanya dilakukan dalam sejumlah program. Di Jurusan Pariwisata Polne, hal tersebut juga diterapkan lewat kurikulum untuk para mahasiswa.
“Pada kurikulum D4, kami membuat program magang 2 kali, yakni di semester 4 dan 7 dengan mitra magang pada industri travel dan Desa Wisata Maju serta Mandiri di Yogyakarta, Malang , Bali dan Bandung,” ucapnya.
M. Fauzan Noor menjelaskan, setiap mahasiswa bahkan wajib menyusun 20 unit kompetensi sebagai pengganti 20 unit SKS yang ditempuh selama magang sesuai dengan yang ada dalam daftar Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dengan skema Tour Operation.
“Setiap mahasiswa wajib membuat 1 project selama magang yang harus dipresentasikan pada akhir masa magang. Project tersebut harus dapat diimplementasikan pada masyarakat di Desa Wisata maupun industri,” ulasnya. (de)