
DEKADE, SAMARINDA – Pelbagai pembenahan terus dilakukan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 005 Palaran. Salah satunya terkait partisipasi mereka di lomba Adiwiyata tingkat kota. Sebagai bentuk persiapan, saat ini SDN 005 Palaran tak hanya membentuk tim kader, tetapi juga melakukan pembinaan. Di lain sisi, mereka juga melakukan pemantapan program dukungan lain.
Menariknya, pihak sekolah tak hanya melibatkan siswa menjadi kader. Tetapi juga memberikan kebebasan kepada mereka untuk menilai apa yang kurang di dalamnya agar menjadi evaluasi Bersama. “Para guru dan saya membuat inovasi bersama siswa, serta warga sekolah yang mendukung. Mulai dari informasi bahkan membantu segi apa yang perlu dibutuhkan oleh sekolah,” sebut Mugiarti, Kepala SDN 005 Palaran. “Alasan kami mengikuti lomba Adiwiyata adalah untuk menerapkan visi-misi SDN 005 Palaran, yakni ‘Berbudaya Lingkungan’,” sambungnya.
Di lomba Adiwiyata, SDN 005 Palaran juga menyiapkan pelbagai fasilitas pendukung. Mulai dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS), sanitasi, tempat ibadah, ruang seni, dan melibatkan ekstrakurikuler (esku) seperti drumband dan pramuka. Mugiarti mengakui, ada sejumlah yarat yang harus dipenuhi SDN 005 Palaran di lomba Adiwiyata. Misalnya,
penerapan lingkungan di sekolah, pembenahan secara masif untuk penerapan budaya lingkungan, hingga implementasi arah inovasi yang memanfaatkan lingkungan.
“Memang ada kendala yang kami hadapi. Seperti pagar yang kurang tinggi, dan tidak adanya sampah 3R (Reuse, Reduce, Recycle, Red.). Akhirnya kami membuat sendiri tempat sampah tersebut,” ucapnya. “Beberapa kekurangan lain juga kami buat sendiri untuk melatih kreativitas dan kemandirian,” ulas Mugiarti.
Diantara semua kendala yang dihadapi, hal terbesar adalah mengundang dan bekerjasama dengan pelbagai instansi terkait. Mugiarti berharap, hal ini dimaksudkan untuk mendukung SDN 005 Palaran di lomba Adiwiyata. “Undangan dan Kerjasama ini juga kami maksudkan agar pihak eksternal bisa menilai dimana saja yang harus kami perbaiki, selain itu juga sebagai bagian dari sinergitas antara siswa, guru dan warga sekolah sehingga bisa mendukung program ini,” ungkapnya.
Mugiarti mengaku, dengan segala keterbatasan, ada alasan utama mengapa SDN 005 Palaran tetap emngikuti lomba Adiwiyata. “Ini merupakan upaya kami terhadap pengenalan berbudaya lingkungan yang sesuai dengan program sekolah prioritas,” jelasnya.
Soal biaya yang digunakan untuk membenahi SDN 005 Palaran, Mugiarti mengungkapkan, bisa dikatakan sangat minim. Makanya, ia Bersama guru dan siswa, berupaya berkreasi dengan memanfaatkan sumber aya yang tersedia. Misalnya, membuat pupuk buatan dari sampah organik yang dipadukan dengan kotoran hewan. Mereka juga melakukan pengolahan dan pemilahan sampah. Hal ini bahkan sempat dipamerkan dan dimasukan dalam pelajaran P5. Seperti Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Kewarganegaraan.
“Target kami di lomba Adiwiyata ini selain dapat penghargaan, juga dapat membuat daya tarik lebih. Bahwa seiring dengan perubahan dan pembenahan yang secara massif, SDN 005 Palaran dapat mengejar dan ingin lebih baik. Hal ini kami harapkan yang juga dirasakan oleh siswa, guru, dan warga sekolah. Sehingga sekolah terus memberikan terbaik pelayanan dan kondisi yang terbaik dan nyaman,” bebernya. (*)