Ketika Teknologi Alternatif dari Peneliti Polnes dan Politani Samarinda Digunakan Petani: Tinggalkan Metode Pengeringan Tradisional
Penerapan budidaya talas beneng yang baik --GAP-- oleh Poktan Trimas Makmur di Desa Bukit Raya --Samboja, Kukar-- telah menunjukkan hasil. Bukti itu bisa ditilik dari capaian peningkatan produksi talas beneng di sana. Kini, target mereka sederhana; upaya yang lebih inovatif saat tahapan pasca panen.

Menurut Surahman, M.M., Ph. D, Ketua Tim Program Berdikari, Smart Dryer System yang digunakan Poktan Trimas Makmur di Desa Bukit Raya, merupakan teknologi alternatif pengeringan untuk pertanian. Ini merupakan terobosan baru yang digagas tim peneliti dari Polnes dan Politani Samarinda untuk memangkas Waktu mereka.
Selama ini, katanya, metode pengeringan secara tradisional dilakukan. Seperti pengeringan di pinggir jalan dan di halaman rumah. Kondisi itu berisiko pada terkontaminasinya hasil panen. Misalnya terkena air hujan, debu, hingga sinar UV. “Akibatnya, 30 persen sampai 50 persen hasil panen mereka tidak bisa mencapai nilai pasar, dan cebderung tidak memiliki nilai ekonomis,” jelasnya, saat diseminasi yang digelar Senin (1/12/2025) lalu.
Kata Surahman, dengan Smart Dryer System, kerugian para petani dapat berkurang hingga 55 persen. “Hal ini tentu saja berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka,” terangnya.
Sebagai gambaran, pada sisi teknis Smart Dryer System, kubah –dome– berfungsi seperti rumah kaca. Dengan konstruksi lembar polycarbonate, suhu di dalamnya bisa ditingkatkan sampai dengan 100 persen. Lewat inovasi system IoT, petani bisa mengetahui realtime kondisi suhu, kelembaban, hingga kadar o2 jika dibandingkan dengan suhu di luar. Lalu kipas kecil di dalamnya membantu sirkulasi udara dan menghilangkan uap air dari pengering (dryer).
Bahan yang digunakan untuk kubah ini adalah polycarbonate yang dapat bertahan hingga 10 hingga 30 tahun. Lantai dome terbuat dari beton atau semen sehingga suhu panas merata dan tidak bocor.
Selain itu, lembar polycarbonate yang digunakan dapat melindungi hasil panen. Seperti diketahui, sinar UV dapat merusak bahan organik pada produk talas beneng. Di antaranya warna, komponen kimia, aroma dan lain-lain. “Kami berharap daun talas beneng dari Poktan Trimas Makmur di Desa Bukit Raya mendapat tempat di setiap insan pencinta rokok di Nusantara,” tandas Surahman.
Untuk diketahui, Smart Dryer System mmerupakan karya teknologi alternatif tim dosen Polnes dan Politani yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Kaltim. Riset terapan dan teknologi tepat guna itu dilakukan untuk menjawab tantangan produktivitas daun talas beneng yang dihadapi Kelompok Tani Trimas di Desa Bukit Raya –Samboja, Kukar.
Tim peneliti dari Program Berdikari ini didukung LPDP dan Kemendiktisaintek –Bidang Minat Saintek. Mereka adalah Surahman, M.M., Ph. D, Said Keliwar, S.ST.Par., M.Sc, Dr. Prapdopo, S.E., M.Si, Anni Fatmawati, ST., MT, Adnan Putra Pratama, S.P., M.Sc, dan Pandhu Rochman Suosa Putra, S.T.P., M.Sc. (bersambung)



