Warta

Kembangkan Desa Wisata Kersik, Warga Dilatih Pengelolaan Keuangan

DEKADE, KUKAR – Upaya meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan desa wisata terus dilakukan Tim Pendampingan dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes). Teranyar, mereka menyelenggarakan pelatihan bertajuk “Pengelolaan Keuangan” di Desa Wisata Kersik, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Pelatihan ini diikuti warga dari berbagai elemen kunci Desa Wisata Kersik. Seperti pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Biru Kersik, pengelola bank sampah, pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti homestay, kuliner, dan kerajinan, serta pengurus Koperasi Merah Putih.

Sebagai informasi, pelatihan ini merupakan bagian dari program Pendampingan Desa Wisata yang didukung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kukar. Hadir sebagai pemateri Musdalifah, praktisi bidang tata kelola keuangan.

Dalam mateinya, Musdalifah mengangkat “Prinsip dan Praktik Keuangan Desa Wisata” dengan tema “Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan Desa Wisata”. Ia menjelaskan, ada 5 fokus dalam materi ini. Pertama, prinsip dasar pengelolaan keuangan yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, partisipasi masyarakat, efisiensi, dan keberlanjutan. Kedua, sumber pendapatan desa wisata. Terdiri dari retribusi wisatawan, homestay, kuliner, kerajinan, dana desa, Corporate and Social Responsibility (CSR), dan sponsorship.

Ketiga, alokasi dana yang efektif. Detailnya ada pada pembangunan fasilitas wisata, pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti pemandu wisata dan pelaku UMKM, promosi digital, serta pengembangan atraksi. Fokus keempat, sistem pencatatan keuangan lewat pemisahan keuangan pribadi dan desa, penggunaan buku kas umum, serta penyusunan laporan bulanan/tahunan. “Terakhir adalah penyusunan laporan keuangan. Seperti buku kas, laporan laba/rugi, dan neraca untuk memastikan kesehatan finansial desa wisata,” ucap Musdalifah.

Menariknya, dalam pelatihan ini, warga juga diminta untuk praktik simulasi laporan keuangan. Termasuk praktik membuat laporan laba rugi –pendapatan versus beban usaha, neraca –aktiva, utang, dan modal, dan buku kas untuk mencatat transaksi harian.

Musdalifah mengatakan, tujuan pelatihan ini untuk membekali Pokdarwis Desa Wisata Kersik dengan keterampilan mengelola keuangan secara profesional. Hasilnya nanti, tak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal –alam, budaya, kuliner. Tetapi juga memperkuat daya saing desa wisata di Kalimantan Timur (Kaltim). “Pelatihan ini juga mendorong transparansi dan partisipasi aktif warga dalam pembangunan desa,” ungkapnya.

PELATIHAN YANG DIRANCANG

Sementara itu, M. Fauzan Noor, Koordinator Tim Pendampingan Polnes, menjelaskan pelatihan ini dirancang untuk tiga hal. Diantaranya meningkatkan profesionalisme pengelolaan dana desa wisata, memperkuat sinergi antar pelaku ekonomi lokal seperti UMKM, koperasi, dan bank sampah. “Selain itu juga menjadikan Desa Wisata Kersik sebagai percontohan pengelolaan keuangan desa wisata di Kaltim,” jelasnya.

M. Fauzan Noor menerangkan, pelatihan ini bisa diselenggarakan tak lepas dari dukungan dan kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar. “Program ini, lanjutnya, bahkan mendapat apresiasi dari Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kukar sebagai bentuk komitmen dalam pengembangan pariwisata berbasis komunitas,” terangnya.

Selain itu, Kepala Bidang Destinasi Dispar Kbaupaten Kukar, Ridha Fatrianta, menyatakan, keberhasilan Desa Kersik diharapkan menjadi inspirasi bagi desa wisata lainnya di Kaltim lewat dukungan penuh melalui program pendampingan berkelanjutan. “Keberhasilan Desa Wisata Kersik akan jadi model replikasi bagidesawisata lain di Kab. Kukar,” tutupnya. (de)

KATA MEREKA TENTANG PELATIHAN PENGELOLAAN KEUANGAN DI DESA WISATA KERSIK

Pengelola Pokdarwis
“Selama ini, pengelolaan retribusi masuk pantai hanya dicatat seadanya. Setelah pelatihan, kami langsung membenahi sistem: pisahkan kas pokdarwis dengan kas pribadi, buat laporan bulanan transparan.”

Pengurus Bank Sampah
“Ilmu laporan laba/rugi langsung kami terapkan untuk menghitung pendapatan daur ulang. Sekarang bisa hitung modal operasional dan profit dengan jelas, tidak lagi nebak-nebak.”

Pengurus Koperasi Merah Putih
“Sebagai koperasi baru, materi pembuatan neraca dan buku kas jadi panduan dasar kami membangun sistem keuangan yang rapi. Sangat praktis!”

Pengelola UMKM
“Ternyata pencatatan pengeluaran bahan baku dan harga pokok produk itu kunci. Sekarang bisa hitung profit lebih akurat untuk kembangkan usaha.”

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button