Gala

Internship Experience Rika Nur Amalia Nanda (3)

Pelbagai pengalaman bekerja dirasakan Rika Nur Amalia Nanda selama internship di Desa Wisata Pujon Kidul --Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim). Berikut adalah catatan bagian ketiga dari mahasiswi semester 6 Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4) Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), itu.

INTERNSHIP saat Ramadan menjadi experience tak biasa yang saya rasakan Desa Wisata di Pujon Kidul. Bersama teman-teman Prodi D4 UPW lain, kami ikut erta saat menyiapkan hidangan buka puasa bersama. Khususnya di Dusun Krajan. Buka puasa ini dilakukan di tengah jalan. Dimana, beberapa meja diletakkan di tengah jalan untuk menaruh pelbagai makanan, minuman serta takjil.

Setiap rumah di Dusun Krajan, diminta menyajikan 1 menu masakan. Uniknya, semua orang boleh memilih mau makan di mana saja. Pengalaman ini sangat berkesan bagi saya karena bisa ikut serta dalam adat budaya masyarakat setempat.

Kami juga sempat ikut serta dalam kegiatan desa. Saat itu, kepala desa setempat mengundang seorang ustaz kondang. Kami sebenarnya tidak mengetahui tentang acara itu. Namun Laukhi –tetangga kami sekligus staf desa setempat– memberi tahu kami untuk datang ke balai desa. Di sana, kami untuk menjadi penerima tamu. Momen ini juga menjadi pengalaman menarik bagi saya karena disertakan dalam kegiatan desa.

Saya merasakan keramahan masyarakt Kota Malang. Kami yang semula tidak mengerti Bahasa Jawa, sempat diajarkan oleh salah seorang ibu yang berdagang di sekitar Cafe Sawah. Momen itu terjadi saat kami membeli sayur. Ia mengajak saya cerita banyak hal. Ia tak sekadar mengajarkan saya Bahasa Jawa seperti “Monggo”. Tetapi juga nilai-nilai kesopanan. Kalimat itu harus sering diucapkan. Terutama saat berpapasan dengan masyarakat setempat.

Masyarakat di sana tidak begitu fasih berbahasa Indonesia. Makanya saat berbincang dengan pedagang tersebut, kami sering mendengar bahasa Jawa yang di mix dengan bahasa antara Indonesia. Awalnya memang cukup sulit untuk mengerti. Tetapi semakin berjalannya waktu intership, kami mulai memahami bahasa masyarakat setempat.

Saat Mei, kami mendapat pesan dari dosen –Muhammad Fauzan Noor, Koordinator Prodi D4 UPW– jika Dinas Pariwisata (Dspar) Kabupaten Kutai Kartanegara Kukar akan berkunjung ke Kota Malang. Tepatnya di Alun-Alun Kota Malang. Dengan segera, kami meminta izin untuk hadir di sana.

Di Alun-Alun Kota Malang, Dispar Kukar menggelar Festival Etam Begenjoh. Festival itu memperkenalkan budaya Suku Kutai dan musik-musik tradisionalnya. Festival dibuka musik tingkilan dan tarsul. Setelah itu, ada prosesi Beseprah bersama Sultan.

Menu masakan yang dihidangkan seperti gence ruan, sambal mangga, ikan asin, gangan labu, dan juga kue-kue tradisional khas Suku Kutai. Kami sempat berbicara dengan masyarakat Kota Malang yang ikut makan bersama. Mereka memuji kuliner khas Suku Kutai enak disantap. Benar saja. Saat saya menyantapnya, saya merasa seperti ada di Kota Tenggarong. Setelah beseprah, saya dan Arif –mahasiswa dari Prodi D4 UPW, mencoba lomba enggrang. Beruntung sekali. Dia juara 2 dan saya juara 3. (bersambung)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button