Pariwara

Ketika Teknologi Alternatif dari Peneliti Polnes dan Politani Samarinda Digunakan Petani: Tingkatkan Nilai Tambah Produk

Keberhasilan tim peneliti dari Polnes dan Politani Samarinda membangun Smart Dryer System, tak lepas dari dukungan Program Berdikari dari LPDP dan Kemendiktisaintek --Bidang Minat Saintek. Lewat skema riset terapan, teknologi alternatif itu berperan besar dalam peningkatan produksi bahan baku talas beneng yang dihasilkan Poktan Trimas Makmur di Desa Bukit Raya --Samboja, Kukar.

Wakil Direktur Bidang Humas dan Kerjasama Polnes, Said Keliwar, S.ST.Par., M.Sc, mengingatkan pentingnya menjaga kualitas dan kebersihan produk selama proses pengeringan. “Teknologi ini dapat membantu meningkatkan nilai tambah produk. Seperti daun talas beneng. Selain itu juga memperpanjang masa simpan produk hasi pertanian,” katanya, saat diseminasi yang digelar Senin (1/12/2025) lalu.

“Teknologi riset terapan berbasis pengering tenaga matahari ini harus dimanfaatkan secara optimal. Baik oleh petani maupun pelaku usaha berbahan baku pertanian dan lainnya. Semua untuk menghasilkan produk berkualitas yang bisa dipasarkan hingga luar daerah dan ekspor,” timpal Said.

Dalam diseminasi tersebut, tim peneliti Polnes dan Politani Samarinda diterima langsung oleh pengurus Poktan Trimas Makmur di Desa Bukit Raya. Di kesempatan itu, mereka sempat menjelaskan manfaat penggunaan Smart Dryer System dibandingkan dengan metode pengeringan tradisional.

“Penggunaan Smart Dryer System sangat membantu dalam mengeringkan daun talas beneng. Hasilnya merata hingga ke bagian dalam. Talas beneng menjadi kuning segar, tidak berjamur, dan lebih higienis serta terhindar dari serangga,” aku Soib, salah satu pengurus Poktan Trimas Makmur.

Selain itu, Surahman, M.M., Ph. D, Ketua Tim Program Berdikari, menambahkan, material polycarbonate pada Smart Dryer System memiliki peran penting dalam menjaga mutu produk talas beneng dan komoditi pertanian lainnya. Keunggulan alat ini, selain umur simpan yang lebih lama, juga aroma produk yang tetap kuat.

Kelebihan lainnya, rasa yang tidak berubah, mutu yang terjaga dengan integrase solar panel, menggunakan IoT sytem untuk pemantauan suhu, kelembaban dan sensor bau o2. “Ketika pintu dome dibuka, aroma sedap talas beneng langsung terasa. Mantap,” katanya, tersenyum.

Sementara itu, anggota tim peneliti, Adnan Putra Pratama, S.P., M.Sc, dan Pandhu Rochman Suosa Putra, S.T.P., M.Sc dari Politani Samarinda, mengungkapkan jika proses pengeringan dengan solar dryer dome hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 hari. Dimana tingkat kekeringanny mencapai 90 persen hingga 100 persen. “Semua hasil pengeringan dapat dimanfaatkan tanpa ada yang busuk atau terbuang, sehingga prinsip zero waste dan penerapan integrasi pertanian berjalan optimal,” tandas Adnan. (habis)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button