DPK Kaltim

Mencari dan Menjaga Naskah Kuno di Kota Samarinda

DEKADE – Kota Samarinda memiliki warisan budaya yang berharga berupa naskah-naskah kuno yang mencerminkan sejarah dan kearifan lokal masyarakatnya. Namun, naskah-naskah kuno ini terancam punah akibat faktor usia, lingkungan, dan kurangnya perhatian. Untuk itu, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kota Samarinda berupaya untuk mencari dan melestarikan naskah-naskah kuno yang tersebar di wilayahnya.

Edy Wahyudi, Kepala Bidang Pengolahan Layanan dan Pelestarian Bahan Pustaka Dispursip Kota Samarinda, mengatakan bahwa naskah kuno adalah dokumen tertulis tidak dicetak yang berusia minimal 50 tahun, belum diterbitkan oleh pihak manapun, dan belum pernah dicetak. Naskah kuno ini memiliki nilai sejarah tinggi, menjadi sumber literatur kuno, bahan penelitian, dan materi edukasi bagi generasi mendatang.

“Salah satu langkah krusial yang diambil dalam upaya pelestarian ini adalah melakukan alih media penyimpanan naskah kuno, Alih media dilakukan untuk menghindari kerusakan yang mungkin disebabkan oleh faktor usia atau lingkungan,” ujarnya saat ditemui di ruangan Bidang Pengolahan Layanan dan Pelestarian Bahan Pustaka.

Edy menjelaskan bahwa alih media penyimpanan naskah kuno dilakukan dengan cara mendigitalisasi naskah kuno tersebut menjadi bentuk file elektronik yang dapat disimpan di komputer atau media lainnya. Dengan begitu, naskah kuno tersebut dapat diakses dengan mudah dan aman tanpa merusak naskah aslinya.

“Diketahui bahwa naskah kuno memiliki beragam klasifikasi, seperti yang ditulis pada daun lontar, bambu, atau kulit kayu. Naskah kuno ini juga berisi berbagai macam tema, seperti agama, hukum, sastra, sejarah, dan lain-lain,” jelasnya.

Edy membeberkan bahwa saat ini, Dispursip Kota Samarinda telah menemukan dua naskah kuno dari Kota Samarinda, yakni Al-Quran kuno dan satu naskah kuno daun lontar. Naskah kuno daun lontar tersebut berisi tentang hukum adat yang berlaku di masyarakat Samarinda pada masa lampau.

“Namun, beberapa naskah, seperti Al-Quran masih sulit untuk dialihmediakan karena keadaannya yang rapuh. Kami masih mencari cara terbaik untuk melestarikan naskah kuno tersebut tanpa merusaknya,” ujarnya.

Edy Wahyudi juga mengajak masyarakat untuk berkolaborasi dengan Dispursip Kota Samarinda dalam mencari dan melestarikan naskah kuno. Ia berharap agar masyarakat bisa ikut berpartisipasi dengan memberitahu jika mereka mengetahui keberadaan naskah kuno di sekitar mereka, memastikan bahwa warisan berharga ini dapat segera dilestarikan.

“Informasi lebih lanjut atau penemuan naskah kuno dapat dilaporkan ke Perpustakaan Umum Daerah Kota Samarinda atau melalui nomor kontak 08125851465. Dengan kerjasama ini, diharapkan warisan berharga ini dapat terus dijaga dan menjadi bagian penting dari sejarah lokal,” pungkasnya. (sik/adv)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button