
DEKADE – kontingen kabaddi Benua Etam YANG Berlaga di Babak Kualifikasi (BK) PON di Bali, Minggu 22 Oktober 2023, baik tim putra dan tim putri, mampu memberikan hasil terbaik. Mereka meraih 2 medali emas dan 2 perunggudan memastikan diri melenggang ke Aceh-Sumatera Utara (Sumut) tahun depan.
Sayangnya, selama proses mengikuti BK PON ini, sempat diwarnai adanya masalah. Tepatnya saat pertandingan semifinal melawan tim Jawa TRimur (Jatim) di kelas national style. Di mana protes yang dilayangkan tim Kaltim membuat pengawas pertandingan terpancing hingga melakukan hal yang tidak pantas.
Atlet Kabaddi Kaltim, Muhammad Iriansyah menjelaskan, bahwa saat itu pengawas pertandingan terlihat mendatangi pemain Kaltim yang tengah memprotes wasit. Dia terlihat menunjuk, kemudian menyentuhkan jarinya langsung ke wajah pemain tersebut.
Melihat rekannya diperlakukan seperti itu sontak menimbulkan emosi dari atlet-atlet lainnya. Sebagai korban, Iriansyah mengungkapkan jika protes yang dilakukannya itu karena ada beberapa keputusan wasit yang merugikan timnya.
“Ada beberapa poin yang hilang. Padahal jika itu dihitung kami unggul jauh. Saat insiden penunjukkan wajah itu, saya sudah berusaha menyabarkan teman-teman, tapi mereka tak bisa menerima karena saya sebagai kakak yang paling senior diperlakukan seperti itu,” akunya.
Di laga itu Kaltim harus menerima kekalahan 25-27 dari Jatim. Namun, di semifinal seven for five, Kaltim berhasil melakukan revans dengan kemenangan telak. “Tapi di seven for five kami berhasil menghabisi mereka dengan selisih sekitar 20 poin,” aku Iriansyah. (adv)